Mengenal dan Mengatasi Inner Child

By Norhalimah Amd.Keb - 20.15

 


Mengenal dan Mengatasi Sang Inner child  Siapa yang masih suka ikut meledak ketika anaknya sedang tantrum? Hingga berujung ‘ngomel’ panjang lebar bahkan tak jarang disertai kekerasan yang akhirnya menyakiti batin atau fisik sang anak dan setelah itu menyesal. Anda tak sendiri, saya pun terkadang mengalaminya.

Padahal sebagai umat muslim kita telah diperintahkan untuk sebisa mungkin menahan marah. Sesuai dengan salah satu Hadis dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!”

Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (H.R. Bukhari)

Tapi meski begitu tetap saja kita sering lepas kontrol. Tindakan lepas kontrol itu sangat mungkin berasal dari inner child negatif yang menguasai pikiran bawah sadar saat gejolak emosi kita sedang tak tertahankan.

APA ITU INNER CHILD?

Sebenarnya apa itu innerchild? Baik saya akan coba mengajak mengenal inner child itu. Menurut John Brasdshaw, dalam buku Home Coming : Reclaiming and Championing Your Inner Child (1990), inner child adalah istilah untuk menjelaskan konsep mengenai bagian dari diri kita yang berupa anak kecil, yang perlu dicintai dan dirawat.

Inner child yang dimiliki masing-masing orang dapat berada dalam kondisi baik atau dalam kondisi bermasalah/trauma. Penanganannya pun tidaklah sama. Karena itu tergantung dengan kenangan masa kecil yang mereka punya.

 

mengenal innerchild

 

Jika seseorang banyak mengalami peristiwa yang menyenangkan dalam hidupnya, maka inner child-nya  akan berkembang dengan baik dan memberi energi positif bagi jiwa dan perilakunya.

Sebaliknya, jika seseorang pernah atau sering mengalami peristiwa yang menyakitkan, maka inner child-nya akan stuck di usia saat ia mengalami peristiwa yang menimbulkan luka pada jiwanya.

Luka/trauma psikologis (inner child negatif atau biasa disebut juga dengan luka batin) ini tidak hanya kita dapatkan dari pola asuh yang dilakukan orang tua kita misal mencubit atau mengurung kita ketika kita berbuat salah atau kurangnya mengisi kantung jiwa egosentris saat kita masih kecil. Tapi juga bisa dari teman dan lingkungan kita semasa kecil misal mendapatkan bully dari teman sekolah.

Jika hal ini yang sering didapat dan terus menumpuk hingga dewasa, hal inilah yang akan menjadi penyebab utama luka batin itu keluar terutama saat kita berumah tangga. Kondisi dimana permasalahan hidup jauh lebih kompleks.

CARA MENGATASI INNER CHILD

Jika itu inner child positif, maka itu tidak perlu kita khawatirkan tapi jika itu inner child negatif maka wajib segera kita atasi. Inner child negatif seumpama luka harus segera diobati agar tak menjadi borok dan menggrogoti energi positif yang ada dalam diri kita. Yang bukan hanya akan melukai diri kita sendiri tapi orang terdekat kita seperti suami dan anak-anak. Kita tak mau bukan? Kita harus menjadi agent utama yang memutus mata rantai luka batin itu.

Apa saja yang bisa kita lakukan? Jika mempunyai dananya, memang akan jauh lebih baik jika kita mendatangi pakar (terapis) secara pribadi atau ikut workshop khusus healing inner child, karena pakarnya akan membantu mengobati luka tersebut.

Hati-hati jika kita datang ke yang bukan pakarnya, ketika mereka bisa mengorek luka tersebut tapi tidak mampu memberikan solusi, itu akan menjadi luka baru bagi kita.

 

self healing
Namun jika kita punya keterbatasan dana, waktu, dan lainnya. Cara pertama yang bisa kita lakukan sebagai cara mengatasi inner child negatif ini, bisa dengan mencoba melakukan Self healing terlebih dahulu di rumah dengan langkah berikut ini:
  • Lakukan tazkiyatun nafz

Secara etimologis Tazkiyatun nafs berarti membersihkan jiwa, memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi

semakin baik serta mengembangkan potensi baik jiwa manusia. Dengan banyak beribada, berdoa, beristigfar, menjemput dan mengaplikan ilmu yang sudah didapat, dan sebagainya.

  • Memaafkan

Memaafkan orang-orang yang sudah melukai kita baik itu orang tua, saudara, teman dan menerima itu sebagai bagian takdir yang telah Allah gariskan bagi jalan kehidupan kita.

  • Lakukan komunikasi dan harmonisasi

Hal ini bisa kita bersama suami sebagai sahabat dan patner kita dalam kehidupan berumah tangga terutama dalam mendidik anak-anak kita. Agar kita bisa memutus rantai inner child ini.

  • Menulis

Menulis juga bisa jadi salah satu cara melepaskan kemarahan, kekecewaan dan kebencian kita. Menulis termasuk cara self healing yang banyak dilakukan oleh banyak orang untuk mengatasi inner child ini termasuk saya.

Tak mampu merangkai kata? Tenang kamu bisa menulis bebas semua yang kamu inginkan dan sangat baik jika kamu menulisnya di kertas. Tuangkan semua perasaan negatifmu lalu setelah itu kau bisa mencoret-coretnya dan bahkan mengoyak kertas tersebut menjadi serpihan kecil.

 

Menulislah secara sangat bebas tanpa mempedulikan struktur

kalimat dan tata bahasa. Niscaya Anda akan terbebaskan dari segala

deraan batin. (Dr. James W. Pennebaker).

Itu secuil pengalaman saya mengatasi inner child yang ada pada diri saya, memang belum dikatakan sukses 100%. Tetapi Alhamdulillah sejak saya menyadari ada yang kurang beres dengan diri saya dan coba mengatasinya.

Saya merasa apa yang saya lakukan memberi efek kepada anak-anak. Emosi mereka pun lebih terkontrol dan jarang tantrum. Jika kesehatan jiwa kita baik, maka yakinlah itu akan menular ke orang-orang di sekitar kita. Semoga bermanfaat.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan Tinggalkan komentar anda...