Infeksi nifas dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, cerviks dan endometrium4
Vulvitis4,5
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak ; jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan mangeluarkan pus.
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak ; jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan mangeluarkan pus.
Vaginitis4,5
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
Servisitis4,5
Infeksi sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
Endometritis4,5
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
2. Penyebaran dari ke empat tempat tersebut melalui vena-vena, pembuluh limfe, dan melalui permukaan endomertium4.
· Penyebaran melalui pembuluh-pembuluh darah
- Septikemia dan Piemia4
Ini
merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat
pathogen biasanya Streptococcus haemolyticus golongan A. Infeksi ini
sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi
nifas4.
Pada
septikemia kuman-kuman dari sarangnya di uterus, langsung masuk
keperedaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Adanya septicemia
dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada
piemia terdapat dahulu tromboflebitis pada vena-vena diuterus serta
sinus-sinus pada bekas tempat plasenta. Tromboflebitis ini menjalar ke
vena uterine, vena hipogastrika, dan/atau vena ovarii (tromboflebitis
pelvika). Dari tempat-tempat thrombus itu embolus kecil yang mengandung
kuman-kuman dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk keperedaran
darah umum dan dibawa oleh aliran darah ketempat-tempat lain,
antaranya ke paru-paru, ginjal, otak, jantung, dan sebagainya, dan
mengakibatkan terjadinya abses-abses ditempat-tempat tersebut. Keadaan
ini dinamakan piemia7.
· Penyebaran melalui jalan limfe dan jalan lain
- Peritonitis4,5
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau melalui jaringan diantara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis ( sellulitis pelvika).
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau melalui jaringan diantara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis ( sellulitis pelvika).
- Parametritis (sellulitis pelvika)4,5
- Peritonitis dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau sellulitis pelvika4,5.
- Infeksi jaringan ikat pelvis dapat terjadi melalui tiga jalan yakni 4:
1. Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
1. Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
2. Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai kedasar ligamentum.
3. Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika.
· Penyebaran melalui permukaan endometrium
- Salpingitis, ooforitis4
Kadang-kadang walaupun jarang, infeksi yang menjalar ketuba Fallopii, malahan ke ovarium.
2.8 Gambaran Klinis
1.Infeksi pada perineum, vulva, vagina, dan serviks
Gejalanya
berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi, dan kadang-kadang
perih bila kencing. Bilamana getah radang bisa keluar, biasanya
keadaannya tidak berat suhu sekitar 38° C, dan nadi dibawah 100 per
menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak
dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40°C dengan kadang-kadang
disertai menggigil4,5.
2. Endometritis
Uterus
pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan
lembek. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi
dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu
minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya
bertambah dan kadang-kadang berbau4,5.
3.Septikemia dan Piemia
Sampai
tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai
dengan menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39-40°C, keadaan
umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140-160/menit atau lebih).
Penderita dapat meninggal dalam 6-7 hari postpartum. Jika ia hidup
terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia. Pada piemia penderita tidak
lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri dan suhu agak
meningkat. Akan tetapi, gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi
serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki
peredaran darah umum. Satu cirri khusus pada piemia ialah bahwa
berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai dengan menggigil,
kemudian diikuti oleh turunnya suhu4,5.
4.Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mulanya kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica4,5,7.
5.Sellulitis Pelvika
Sellulitis
pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila
suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri
dikiri atau dikanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut
dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri disebelah uterus dan tahanan
ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas
keberbagai jurusan. Ditengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa
tumbuh abses. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri4,5,7.
6.Salpingitis dan ooforitis
6.Salpingitis dan ooforitis
Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio-peritonitis4,5.
9 Diagnosa
Pada
penderita dengan infeksi nifas perlu diketahui apakah terbatas pada
tempat-tempat masuknya kuman-kuman ke dalam badan atau menjalar keluar
tempat. Seorang penderita dengan infeksi yang meluas diluar port de
entery tampaknya sakit , suhu akan meningkat dengan kadang – kadang
disertai mengigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak1,4,5.
Jika
ada fasilitas penderita dengan infeksi nifas hendaknya diambil getah
dari vagina sebelah atas untuk pembiakan, dan pada infeksi yang
tampaknya berat juga diambil darah untuk maksud yang sama. Usaha ini
dilakukan untuk mengetahui penyebab infeksi nifas dan guna memilih
antibiotik yang paling tepat untuk pengobatan1,4,5.
10 Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip
pengelolaan sepsis nifas adalah: kecepatan, keterampilan dan
prioritas.Penekanan terletak pada pentingnya bekerja dengan cepat dan
menurut. Prioritas dalam mengelola sepsis nifas adalah2,5:
a. menilai kondisi pasien
b. memulihkan pasien
c. mengisolasi sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi
d. mengambil spesimen untuk menyelidiki organisme kausatif dan mengkonfirmasikan diagnosis
e. memulai terapi antibiotik yang sesuai prioritas, ini berarti harus dilakukan pertama atau sebelum hal lainnya.
Manajemen Umum Sepsis Puerperalis2,3,5
1. Mengisolasi
pasien yang diduga terkena sepsis puerpuralis dalam pemberian
pelayanan kebidanan. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran infeksi
pada pasien lain dan bayinya.
2. Pemberian antibiotik7,8,9
Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48 jam, dan kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan
c. metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Jika
demam masih ada 72 jam setelah pemberian antibiotik di atas, dokter
akan mengevaluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat yang lebih
tinggi mungkin diperlukan. Antibiotik oral tidak diperlukan jika telah
diberikan antibiotik IV.Jika ada kemungkinan pasien terkena tetanus
dan ada ketidakpastian tentang sejarah vaksinasi dirinya, perlu
diberikan tetanus toksoid.
3. Memberikan banyak cairan3,5
Tujuannya
adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi, membantu menurunkan
demam dan mengobati shock. Pada kasus yang parah, maka perlu diberikan
cairan infus. Jika pasien sadar bisa diberikan cairan oral.
4. Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan3,5
Fragmen
plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas. Pada rahim,
jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan mengandung gumpalan
darah, eksplorasi rahim untuk mengeluarkan gumpalan dan potongan besar
jaringan plasenta akan diperlukan. Tang Ovum dapat digunakan, jika
diperlukan.
5. Keterampilan dalam perawatan kebidanan3,5
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan untuk membantu penyembuhannya. Berikut aspek perawatan yang penting:
-Istirahat
-standar kebersihan yang tinggi, terutama perawatan perineum dan vulva
-antipiretik dan / atau spon hangat mungkin diperlukan jika demam sangat tinggi
-monitor tanda-tanda vital, lokhia, kontraksi rahim, involusi, urin output, dan mengukur asupan dan keluaran
-membuat catatan akurat
-mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang.
6. Perawatan bayi baru lahir3,5
Kecuali
ibu sangat sakit, bayi baru lahir bisa tinggal dengannya. Namun,
tindakan pencegahan diperlukan untuk mencegah infeksi dari ibu ke bayi.
Pengamatan sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awal infeksi,
karena infeksi pada neonatus dapat menjadi penyebab utama kematian
neonatal. Hal yang perlu diperhatikan :
-Mencuci tangan : jika ibu cukup baik kondisinya, penting untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi baru lahir
-Menyusui:
jika ibu cukup baik, menyusui bisa diteruskan. Jika ibu sangat sakit,
dikonsultasikan dengan medis praktisi yang mengkhususkan diri dalam
perawatan bayi baru lahir.
-Ibu
sangat sakit: jika tidak mungkin bagi bayi baru lahir dirawat oleh
ibu, saudara dekat mungkin tersedia bagi merawat bayi sampai ibu cukup
baik. Namun, harus ditekankan bahwa karena bayi yang baru lahir juga
berisiko dalam mengembangkan infeksi.
7. Manajemen lebih lanjut3,5
Jika
tidak ada perbaikan dengan manajemen umum peritonitis di ata,
laparotomi akan dilakukan untuk mengalirkan nanah. Jika uterus nekrotik
dan sepsis, mungkin diperlukan histerektomi subtotal.
11 Komplikasi4,7
· Sindroma distres pernafasan dewasa
· Koagulasi intravascular diseminata
· Gagal Ginjal akut
· Perdarahan usus
· Gagal hati
· Disfungsi SSP
· Gagal jantung
· Kematian
12 Pencegahan
-Selama kehamilan
Oleh
karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus
diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor
penting, karenanya diet yang baik harus diperhatikan3,5.
Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi5.
-Selama persalinan
Usaha-usaha
pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam
jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut,
menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah
terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus
menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang
dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh
dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat
mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan3,5.
Menyarankan
semua wanita hamil untuk mencari bantuan medis segera setelah keluar
lendir darah atau cairan dari jalan lahir. Jika selaput ketuban pecah
dan tidak mengalami kontraksi, kurangi melakukan pemeriksaan vagina.
Jika persalinan tidak dimulai dalam waktu 18 jam setelah selaput ketuban
pecah, berikan antibiotik profilaksis, sebagai berikut7,8:
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam
Hentikan
antibiotik setelah persalinan pervaginam, jika persalinan dengan
operasi caesar, berikan metronidazol IV 500 mg tiap 8 jam. Antibiotik
diteruskan sampai pasien bebas demam selama 48 jam7,8.
-Selama nifas
Sesudah
partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada
hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki
kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas
jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat3,5.
13 Prognosis
Menurut
derajatnya septikemia merupakan infeksi yang paling berat dengan
mortalitas tinggi dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Piemia
menyebabkan kematian yang cukup tinggi. Penyakitnya berlangsung lebih
lama.
Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat
diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk
mengeluarkan nanahnya2,3,5.
0 komentar
Silahkan Tinggalkan komentar anda...