Imunisasi
Hepatitis B memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B. Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah
virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar
(mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan
rusak karena pembekuan dan pemanasan.
Hepatitis B adalah infeksi hati yang bisa menyebabkan hepatitis kronik, yang dapat berkembang menjadi sirosis ataupun hepatoma, dan dapat menyebabkan kematian. Vaksin ini dapat bertahan selama 24 jam pada lingkungan yang terbuka, dan dapat bertahan lama jika disimpan pada suhu 2-8o celcius (Vivian,Nanny Lia Dewi.2010).
a. Kontraindikasi
Sampai saat ini
belum dipastikan absolute terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B, kecuali
pada ibu hamil (Vivian,Nanny Lia Dewi.2010).
b. Jadwal
Pemberian
1) Vaksinasi
awal atau primer diberikan sebanyak 3 kali. Jarak antara suntikan I dan II adalah
1-2 bulan, sedangkan untuk suntikan III diberikan dengan jarak 6 bulan dari
suntikan I.
2) Pemberian
booster dilakukan 5 tahun kemudian, namun masih belum ada kesepakatan
3) Dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan anti HbsAg pasca imunisasi setelah 3 bulan imunisasi
terakhir.
4) Skrining
pravaksinasi hanya dianjurkan pada pemeberian imunisasi secara individu
(praktik swasta perorangan) sedangkan pada suntikan massal tidak dianjurkan.
(Vivian,Nanny Lia Dewi.2010).
c. Cara
Pemberian
Pemberian
dilakukan secara intramuscular, dan disuntikkan pada antro lateral (paha atas)
atau deltoid (lengan atas). (Vivian,Nanny Lia Dewi.2010).
d. Dosis
Dosis pemberian dalam penyuntikan
sebesar 0,5 ml.
e. Efek
samping
Efek samping
yang terjadi pasca imunisasi hepatitis B pada umumnya ringan, hanya berupa
nyeri, bengkak, panas, mual,dan sendi maupun otot. Walaupun demikian pernah
pula dilaporkan terjadi reaksi anafilaksis, sindrom Guillain Barre, walaupun
tidak jelas terbukti apakah hal tersebut berhubungan dengan imunisasi hepatitis
B. (Vivian,Nanny Lia Dewi.2010).
0 komentar
Silahkan Tinggalkan komentar anda...