Apa itu cinta?
Cinta adalah suatu perasaan yang menenangkan, menyamankan dan membuat betah. Bahasa kasarnya gitu.. Tapi intinya adalah bahwa ketenangan jiwa akan kita dapatkan dengan cinta.
Cinta bukanlah chemistry, bukan perasaan eksplosif, meledak2, bergairah tak terkendali. Cinta seperti itu sudah dipenuhi kepentingan dan motivasi lain.. Terutama nafsu memiliki dan nafsu birahi.
Apakah cinta dalam romeo and juliet itu cinta?
Bisa ya, bisa tidak. Saya ga bisa jawab ini dengan pasti, sebab keberadaan cinta sudah sangat tersamarkan oleh nafsu mereka untuk memiliki. Nafsu untuk bersatu, tanpa memperhitungkan kendala2 yang harus dijalani.
Apakah cinta itu anugerah?
Bisa ya, bisa tidak. Cinta yang membawa kita pada kebaikan adalah anugerah. Sebaliknya, cinta yang membawa kita pada hal2 yang buruk adalah bencana. Tapi tunggu dulu, kita harus hubungkan dengan bahasan awal tentang "apa itu cinta" tadi. Jika cinta kita adalah cinta yang murni dan tidak tercemar dengan segala motivasi lain, sangat dijamin bahwa cinta itu adalah anugerah.. Kaitannya adalah bahwa cinta seperti itu selalu membawa kita pada keadaan yang lebih baik, dan itu adalah sifat dari sebuah anugerah. Jadi, cinta yang telah dikotori adalah bencana.
Bedanya cinta pada kekasih dengan cinta pada keluarga, sahabat dan Tuhan YME?
Jika kita bahas cintanya, tidak ada. Alasannya bisa kita lihat lagi pada bahasan "apa itu cinta"
Kita merasa betah dan nyaman dalam lingkungan keluarga dan sahabat kita. Kita merasakan kedamaian saat berserah diri dan berkomunikasi dengannya. Apakah perasaan yang sama ga bisa kita dapatkan pada kekasih kita? Tentu saja bisa! Karena seorang kekasih adalah sahabat terbaik kita. Yang membedakannya bukanlah sifat dari cintanya, tapi niat dan tujuan dari cintanya. Nah, disinilah kita mulai membahas bagaimana jika kita mencintai seseorang dengan niat untuk menikahinya..
Jika kita bahas niat dan tujuannya, maka akan muncul perbedaannya..
Cinta dengan niat untuk menikahi? Bukankah kalau kita mencintai seseorang, pasti kita berniat menikahinya?
Pertanyaan seperti ini yang menyamarkan kita pada arti cinta yang sebenarnya. Bahasan tentang cinta sudah dibahas pada "bedanya cinta pada kekasih dengan cinta pada keluarga, sahabat dan Tuhan YME". Semua itu tergantung pada niatnya.. Dan niat akan menghasilkan usaha yang terarah pada suatu tujuan.
Jadi, jangan simpan cinta kita hanya pada kekasih, sebab semua yang berkaitan dengan kita seharusnya layak untuk kita cintai.
Apakah cinta identik dengan nafsu?
Tidak sama sekali. Sebab jika kita membahas tentang cinta pada seseorang yang kita pilih (sahabat dan kekasih), kita berbicara tentang innernya, jiwanya. Kekaguman pada innernya yang akan membuat kita mencintainya, membuat kita betah, nyaman di dekatnya, berkomunikasi dengannya, saat memikirkannya..
Jadi dimana nafsu pada cinta? Ga ada.
Kalau ga bisa memiliki, ngapain mencinta?
Silahkan mencinta secara hakikinya tadi, yang sudah disebutkan sejak awal. Jika kemungkinan untuk memiliki adalah hampir mustahil, yang harus diubah adalah niat dan tujuan untuk mencinta itu..
Adalah sangat tidak terpuji jika kita mencintai seseorang, kemudian menyadari bahwa orang itu ga bisa kita miliki, lalu kemudian malah berbalik membencinya, atau tidak peduli lagi padanya. Ini indikasi bahwa kita tidak mampu mencinta dengan baik, bahwa cinta kita sangat tergantung pada niat dan tujuan, beserta motivasi lain. Ini menunjukkan bahwa kita sejak awal tidak memiliki kenyamanan, rasa betah dan kekaguman pada innernya. Pasti ada faktor lainnya!
Beda kalau ternyata kita salah duga.. Kita menganggap bahwa innernya bagus, lalu ternyata dia orangnya ga begitu. Wajar kalau kita tidak lagi bisa mencintainya. Tapi apa ya seekstrim itu.. Orangnya ngibulin kita habis2an dong! Makanya, jangan terlalu mengharapkan berlebihan.. Pas gagal sakit banget.
Cinta itu kekal, sampai kapanpun aku ga bisa lupakan cintaku sama dia..
Selagi properti2 cinta yang sudah saya sebutkan sebelumnya : tenang, nyaman, betah, kagum pada innernya, itu semua masih ada, maka cinta akan kekal. Yang bisa kita ubah adalah niat, tujuan dan proses dalam mencinta.. Disinilah cinta bisa dimanipulasi. Dibentuk, dipertahankan, dihilangkan, ditumbuhkan kembali..
Saya hanya menyebutkannya seperti "cinta itu bisa dimanipulasi".. Sebab konteks pembicaraan cintanya adalah cinta pada kekasih. Namun jika kita berbicara tentang cinta yang general, maka yang bisa dimanipulasi adalah yang tadi itu : niat, tujuan dan proses dalam mencinta. Cintanya sendiri ga semudah itu dimanipulasi.
Dan itu hanya selama kita memiliki properti cinta yang basic : tenang, nyaman, betah, kagum pada innernya.
Kalau ga ada nafsu, ga usah nikah dong? Toh kita bisa mencintai siapa saja?
Kembali pada niat dan tujuannya lagi.. Pada akhirnya kita harus mendapatkan suatu cinta pada lawan jenis, dimana kita harus menunaikan kodrat kita sebagai manusia. Manusia diciptakan saling berpasangan itu tujuannya supaya nikah, membentuk suatu lingkungan baru yang terikat kuat, memiliki keturunan.. Inilah kewajiban manusia, bagi yang sudah mampu.
Jadi untuk memiliki nafsu itu ga ada kaitannya sama sekali dengan cinta. Buktinya dah banyak, bagaimana seseorang bisa menyalurkan nafsunya tanpa niat untuk memiliki.. Hanya sebagai mainan. Apakah itu cinta? Tidak! Itu nafsu, murni. Cinta bisa berdiri sendiri tanpa nafsu.
Meski begitu, nafsu juga adalah kodrat manusia. Kita tidak diperintahnya untuk memblokir semua nafsu, kita diperintahnya untuk menyalurkannya pada jalan yang baik. Makan, itu nafsu. Siapa yang melarang? Yang penting jangan kebanyakan sampe bikin sakit. Yang penting jangan makanan orang diembat tanpa izin. Ini koridornya. Seks juga begitu. Siapa yang larang? Ga ada, selama itu dilakukan dalam aturan yang telah ditetapkanNya, demi kebaikan kita manusia juga. Lakukan hanya dalam pernikahan, dengan cara yang mana kita boleh mengeksplorasinya sendiri, selama menghindari darah yang kotor dan yang di belakang. Dengan demikian, jika hubungan seks itu menghasilkan janin, kita akan bahagia, bukannya pusing cari dokter buat menggugurkan dan lain2 sebagainya.
Jadi gimana kita seharusnya mencintai kekasih kita?
Cintai dengan baik, konseplah hubungan matang2, jangan kotori cinta dengan nafsu, jangan berekspektasi berlebihan, jangan mengumbar janji muluk2, jangan melakukan apa yang belum haknya dilakukan..
Sekian...
Cinta adalah suatu perasaan yang menenangkan, menyamankan dan membuat betah. Bahasa kasarnya gitu.. Tapi intinya adalah bahwa ketenangan jiwa akan kita dapatkan dengan cinta.
Cinta bukanlah chemistry, bukan perasaan eksplosif, meledak2, bergairah tak terkendali. Cinta seperti itu sudah dipenuhi kepentingan dan motivasi lain.. Terutama nafsu memiliki dan nafsu birahi.
Apakah cinta dalam romeo and juliet itu cinta?
Bisa ya, bisa tidak. Saya ga bisa jawab ini dengan pasti, sebab keberadaan cinta sudah sangat tersamarkan oleh nafsu mereka untuk memiliki. Nafsu untuk bersatu, tanpa memperhitungkan kendala2 yang harus dijalani.
Apakah cinta itu anugerah?
Bisa ya, bisa tidak. Cinta yang membawa kita pada kebaikan adalah anugerah. Sebaliknya, cinta yang membawa kita pada hal2 yang buruk adalah bencana. Tapi tunggu dulu, kita harus hubungkan dengan bahasan awal tentang "apa itu cinta" tadi. Jika cinta kita adalah cinta yang murni dan tidak tercemar dengan segala motivasi lain, sangat dijamin bahwa cinta itu adalah anugerah.. Kaitannya adalah bahwa cinta seperti itu selalu membawa kita pada keadaan yang lebih baik, dan itu adalah sifat dari sebuah anugerah. Jadi, cinta yang telah dikotori adalah bencana.
Bedanya cinta pada kekasih dengan cinta pada keluarga, sahabat dan Tuhan YME?
Jika kita bahas cintanya, tidak ada. Alasannya bisa kita lihat lagi pada bahasan "apa itu cinta"
Kita merasa betah dan nyaman dalam lingkungan keluarga dan sahabat kita. Kita merasakan kedamaian saat berserah diri dan berkomunikasi dengannya. Apakah perasaan yang sama ga bisa kita dapatkan pada kekasih kita? Tentu saja bisa! Karena seorang kekasih adalah sahabat terbaik kita. Yang membedakannya bukanlah sifat dari cintanya, tapi niat dan tujuan dari cintanya. Nah, disinilah kita mulai membahas bagaimana jika kita mencintai seseorang dengan niat untuk menikahinya..
Jika kita bahas niat dan tujuannya, maka akan muncul perbedaannya..
Cinta dengan niat untuk menikahi? Bukankah kalau kita mencintai seseorang, pasti kita berniat menikahinya?
Pertanyaan seperti ini yang menyamarkan kita pada arti cinta yang sebenarnya. Bahasan tentang cinta sudah dibahas pada "bedanya cinta pada kekasih dengan cinta pada keluarga, sahabat dan Tuhan YME". Semua itu tergantung pada niatnya.. Dan niat akan menghasilkan usaha yang terarah pada suatu tujuan.
Jadi, jangan simpan cinta kita hanya pada kekasih, sebab semua yang berkaitan dengan kita seharusnya layak untuk kita cintai.
Apakah cinta identik dengan nafsu?
Tidak sama sekali. Sebab jika kita membahas tentang cinta pada seseorang yang kita pilih (sahabat dan kekasih), kita berbicara tentang innernya, jiwanya. Kekaguman pada innernya yang akan membuat kita mencintainya, membuat kita betah, nyaman di dekatnya, berkomunikasi dengannya, saat memikirkannya..
Jadi dimana nafsu pada cinta? Ga ada.
Kalau ga bisa memiliki, ngapain mencinta?
Silahkan mencinta secara hakikinya tadi, yang sudah disebutkan sejak awal. Jika kemungkinan untuk memiliki adalah hampir mustahil, yang harus diubah adalah niat dan tujuan untuk mencinta itu..
Adalah sangat tidak terpuji jika kita mencintai seseorang, kemudian menyadari bahwa orang itu ga bisa kita miliki, lalu kemudian malah berbalik membencinya, atau tidak peduli lagi padanya. Ini indikasi bahwa kita tidak mampu mencinta dengan baik, bahwa cinta kita sangat tergantung pada niat dan tujuan, beserta motivasi lain. Ini menunjukkan bahwa kita sejak awal tidak memiliki kenyamanan, rasa betah dan kekaguman pada innernya. Pasti ada faktor lainnya!
Beda kalau ternyata kita salah duga.. Kita menganggap bahwa innernya bagus, lalu ternyata dia orangnya ga begitu. Wajar kalau kita tidak lagi bisa mencintainya. Tapi apa ya seekstrim itu.. Orangnya ngibulin kita habis2an dong! Makanya, jangan terlalu mengharapkan berlebihan.. Pas gagal sakit banget.
Cinta itu kekal, sampai kapanpun aku ga bisa lupakan cintaku sama dia..
Selagi properti2 cinta yang sudah saya sebutkan sebelumnya : tenang, nyaman, betah, kagum pada innernya, itu semua masih ada, maka cinta akan kekal. Yang bisa kita ubah adalah niat, tujuan dan proses dalam mencinta.. Disinilah cinta bisa dimanipulasi. Dibentuk, dipertahankan, dihilangkan, ditumbuhkan kembali..
Saya hanya menyebutkannya seperti "cinta itu bisa dimanipulasi".. Sebab konteks pembicaraan cintanya adalah cinta pada kekasih. Namun jika kita berbicara tentang cinta yang general, maka yang bisa dimanipulasi adalah yang tadi itu : niat, tujuan dan proses dalam mencinta. Cintanya sendiri ga semudah itu dimanipulasi.
Dan itu hanya selama kita memiliki properti cinta yang basic : tenang, nyaman, betah, kagum pada innernya.
Kalau ga ada nafsu, ga usah nikah dong? Toh kita bisa mencintai siapa saja?
Kembali pada niat dan tujuannya lagi.. Pada akhirnya kita harus mendapatkan suatu cinta pada lawan jenis, dimana kita harus menunaikan kodrat kita sebagai manusia. Manusia diciptakan saling berpasangan itu tujuannya supaya nikah, membentuk suatu lingkungan baru yang terikat kuat, memiliki keturunan.. Inilah kewajiban manusia, bagi yang sudah mampu.
Jadi untuk memiliki nafsu itu ga ada kaitannya sama sekali dengan cinta. Buktinya dah banyak, bagaimana seseorang bisa menyalurkan nafsunya tanpa niat untuk memiliki.. Hanya sebagai mainan. Apakah itu cinta? Tidak! Itu nafsu, murni. Cinta bisa berdiri sendiri tanpa nafsu.
Meski begitu, nafsu juga adalah kodrat manusia. Kita tidak diperintahnya untuk memblokir semua nafsu, kita diperintahnya untuk menyalurkannya pada jalan yang baik. Makan, itu nafsu. Siapa yang melarang? Yang penting jangan kebanyakan sampe bikin sakit. Yang penting jangan makanan orang diembat tanpa izin. Ini koridornya. Seks juga begitu. Siapa yang larang? Ga ada, selama itu dilakukan dalam aturan yang telah ditetapkanNya, demi kebaikan kita manusia juga. Lakukan hanya dalam pernikahan, dengan cara yang mana kita boleh mengeksplorasinya sendiri, selama menghindari darah yang kotor dan yang di belakang. Dengan demikian, jika hubungan seks itu menghasilkan janin, kita akan bahagia, bukannya pusing cari dokter buat menggugurkan dan lain2 sebagainya.
Jadi gimana kita seharusnya mencintai kekasih kita?
Cintai dengan baik, konseplah hubungan matang2, jangan kotori cinta dengan nafsu, jangan berekspektasi berlebihan, jangan mengumbar janji muluk2, jangan melakukan apa yang belum haknya dilakukan..
Sekian...